Strategi Penanaman Ideologi Pancasila Untuk Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia di Karangrejo RT 15/RW 07 Kelurahan Srondol Wetan Semarang

Abstract

Perkembangan teknologi infomasi membentuk kehidupan masyarakat modern yang pada akhirnya memberikan dampak negatif yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bangsa. Pemahaman Pancasila bagi setiap masyarakat dapat memiliki pengaruh yang berbeda terhadap perilaku masyarakat tersebut. Agar masyarakat mampu mengimplementasikan ideologi Pancasila secara tepat, dibutuhkan strategi penanaman yang tepat pula. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ideologi Pancasila yang diterapkan; kesesuaian karakter masyarakat dengan konsep ideologi Pancasila; strategi penanaman ideologi Pancasila untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia; dan kendala-kendala dalam upaya penanaman ideologi Pancasila untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Karangrejo RT 15 / RW 07 Srondol Wetan Semarang. Metode penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan analisis kualitatif model interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan ideologi Pancasila di lingkungan masyarakat Karangrejo RT 15 / RW 07 Srondol Wetan tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, yang mencakup nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap sila Pancasila. (2) Karakter masyarakat Karangrejo yang sesuai dengan konsep ideologi Pancasila diantaranya yaitu toleransi yang tinggi, peduli dengan orang lain; semangat gotong-royong; kesadaran politik warga dalam Pemilu dan Pilkada, semangat permusyawaratan dalam pengambilan keputusan; saling membantu dan berbagi. (3) Strategi penanaman ideologi Pancasila untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu dengan pemanfaatan teknologi digital (media sosial) untuk menyampaikan ideologi Pancasila; peran tokoh agama dalam penanaman nilai Pancasila melalui ceramah keagamaan; peran tokoh masyarakat dalam memberikan teladan; program pemberdayaan masyarakat dan edukasi untuk generasi muda; pengoptimalan fungsi organisasi pemuda seperti Karang Taruna. (4) Kendala-kendala dalam penerapan strategi mampu diatasi seperti keterbatasan anggaran, jumlah warga yang banyak, adanya perbedaan tingkat pengetahuan dan kemampuan penyampaian informasi kepada warga, penurunan minat generasi muda terhadap budaya lokal, adanya teknologi digital (media sosial) yang memunculkan sikap apatis terhadap lingkungan, individualistik, berkurangnya rasa empati dan kepedulian terhadap sesama.