Penerapan Model Two Stay Two Stray Berbasis Diferensiasi Proses Sebagai Strategi Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Kelas X-12 SMAN 2 Semarang
Abstract
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) yang dipadukan dengan pendekatan diferensiasi proses pada Mata Pelajaran Sejarah di Kelas X-12 SMA Negeri 2 Semarang. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya keterlibatan siswa baik dalam aktivitas kelompok maupun diskusi kelas yang berdampak pada kurang optimalnya proses pembelajaran. Metode penelitian yang dilakukan adalah model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus dilakukan tiga kali pertemuan, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subejk penelitian adalah siswa kelas X-12 yang berjumlah 36 anak dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan penilaian terhadap kinerja siswa, sedangkan teknik analisis data digunakan deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model TSTS berbasis diferensiasi proses berkontribusi positif terhadap peningkatan keaktifan belajar siswa. Rata-rata keaktifan siswa meningkat dari 41% pada pra-siklus, menjadi 60,2% pada siklus I, dan meningkat menjadi 70,6% pada siklus II. Peningkatan tersebut terlihat pada kemampuan siswa dalam mengajukan pertanyaan, menjawab, berpartisipasi dalam diskusi, dan menunjukkan minat serta semangat belajar dalam kegiatan kelompok. Selain itu pendekatan diferensiasi proses memungkinkan siswa dengan gaya belajar yang beragam untuk terlibat secara maksimal sesuai dengan potensinya, sehingga diperoleh simpulan bahwa penerapan model TSTS berbasis diferensiasi proses efektif dalam mendorong partisipasi aktif siswa pada pembelajaran Sejarah sekaligus mendukung pemahaman konseptual melalui keterlibatan belajar yang lebih bermakna.