MEMADUKAN OTAK DAN HATI DALAM BIMBINGAN BELAJAR ISLAMI
Abstract
Hampir di semua lembaga pendidikan di Indonesia, kecerdasan intelektual (Intelectual Quotient/ IQ) masih mendominasi ukuran kecerdasan seseorang bahkan menjadi penentu kelulusan peserta didik. Tuntutan terhadap aspek kecerdasan intelektual ini disinyalir menjadi pemicu rendahnya moralitas peserta didik lantaran kecerdasan-kecerdasan lain seperti kkecerdasan emosi (Emotional Quotient/EQ), kecerdasan spiritual (Spiritual Quostient/SQ), kecerdasan sosial (Social Quostient/SsQ), dan kecerdasan personal (Personal Quostient/ PQ) yang bermuara di dalam hati masih terabaikan. Dari perspektif Bimbingan dan Konseling, hal ini terjadi lantaran bidang bimbingan belajar yang bertugas mengembangkan potensi kecerdasan peserta didik masih berkutat pada teratasinya masalah-masalah akademik, sedang akhlak mulia yang seharusnya membingkai kecerdasan akademik belum digarap maksimal. Bimbingan dan Konseling dalam spektrumnya yang lebih luas bertujuan memandirikan peserta didik hingga ia bisa hidup bahagia. Untuk bisa hidup bahagia kecerdasan akademik saja tentu tak menjamin. Kecerdasan-kecerdasan lain seperti EQ, SQ, SsQ dan PQ mutlak diperlukan. Sebagai agama yang sempurna Islam menawarkan solusi bagi terbentuknya multi kecerdasan tersebut melalui Bimbingan Belajar yang berwawasan Islami.
Â
Kata kunci: Bimbingan Belajar, IQ, EQ, SQ, SsQ, dan PQ