Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Syuronan Di Desa Ngablak
Abstract
Tradisi Syuronan merupakan adat istiadat yang dilaksanakan setiap bulan Muharrom dalam hitungan Hijriyah Islam, tradisi tersebut sudah melekat dan sudah mendarah daging pada masyarakat Desa Ngablak Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Pembahasan analisis hasil penelitian ini dikelompokkan menjadi 5 (lima) sub bab sesuai dengan tujuan penelitian, oleh karena itu, analisis hasil penelitian ini dimulai dari mendeskripsikan : (1) persepsi masyarakat terhadap sejarah tradisi “Syuronan” yang terdapat di Desa Ngablak, (2) persepsi masyarakat terhadap prosesi upacara tradisi “Syuronan” yang terdapat di Desa Ngablak, (3) persepi masyarakat terhadap simbol-simbol dalam upacara tradisi “Syuronan” yang terdapat di Desa Ngablak, (4) persepsi masyarakat terhadap ciri khas tradisi “Syuronan” yang dilaksanakan di Desa Ngablak, (5) persepsi masyarakat terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi “Syuronan” di Desa Ngablak.
Hasil dari penelitian diketahui bahwa masyarakat sangat antusias menjalankan tradisi “Syuronan” di Desa Ngablak. simbol-simbol dan tradisi syuronan tersebut adalah melakukan tahlil dan berdoa bersama, melakukan tausyiah yang dilanjutkan dengan membaca tahlil, tahmid dan zikir, memberikan santuan kepada anak yatim, melakukan takir plontang atau berbagi makanan, dan kenduri yang dilakukan setelah pembacaan do’a. Hasil penelitian diketahui bahwa simbol-simbol dalam upacara tradisi “Syuronan” yang terdapat di Desa Ngablak Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang adalah takir plontang (bentuk solidaritas, menjaga kerukunan, kedamaian, dan keberkahan dalam kehidupan) yang terdiri dari taker (wadah yang terbuat dari daun pisang), janur kuning (pemisah antara hal yang baik dan buruk), lidi (mempererat tali persaudaraan, dan menjaga kerukunan), dan nasi dan lauk pauk (simbol dari hasil bumi yang melimpah). Hasil penelitian diketahui bahwa nilai-nilai yang terdapat dalam tradisi “Syuronan” di Desa Ngablak Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang adalah akulturasi budaya dengan nilai-nilai Islam yang diwarnai dengan berbagai simbol yang bercorak kejawen dan juga nilai-nilai pendidikan Islam (nilai pendidikan aqidah, nilai pendidikan syariah, dan nilai pendidikan akhlak).
Downloads
References
Sholikhin, Muhammad. (2012). Misteri Bulan Suro (Perspektif Islam Jawa). Yogyakarta: Nar.
Widiyanto. (2021). Cara Pandang Umat Buddha Desa Nusa Jaya, Sumatera Selatan Dalam Melaksanakan Tradisi Satu Suro. Jurnal Pariwisata dan Budaya. Vol.2(1):13-27.
Ma’ruf, M. Imam, Mardhiah Abbas, & Ismet Sari. (2021). Tradisi Suroan Masyarakat Jawa Desa Sidoharjo-1 Pasar Miring Kecamatan Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Ditinjau dari Aqidah Islam. Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat. Vol.1(1):153-165.
Moleong, J. Lexy. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mustari, A. Suryaman. (2012). Hukum Adat Dulu, Kini dan akan Datang. Makassar: Pelita Pustaka
Robbins, Stephen P., & Timothy A. Judge. (2012). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba empat